Tanggapan Terhadap Penyesatan & Penghujatan Tersebut
1. Jauh sebelum Konsili Nicea, yang dilaksanakan pada tahun 325, gereja mula-mula telah mengajarkan bahwa Yesus adalah Tuhan. Hal ini selaras dengan ajaran Yesus sendiri tentang diri-Nya kepada para murid-Nya yang terdapat dalam Injil Matius 16: 13-20. Bahkan dalam ayat 16, salah seorang murid-Nya yang bernama Simon Petrus berkata: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Bukti lain dapat kita lihat dari pengajaran Uskup Irenaeus, seorang tokoh yang sangat terpandang pada awal abad kedua, yang menjelaskan tentang 1 Korintus 8:6, yang berbunyi: “Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.” Dengan kata lain bahwa pengajaran Yesus adalah Tuhan sama sekali bukanlah ide dari Kaisar Konstantin.
2. Konsili Nicea dilaksanakan bukan untuk membahas atau menetapkan kanosasi Alkitab, melainkan lebih khusus membahas masalah Kredo (Credo) atau Pengakuan Iman. Kanonisasi Alkitab sendiri telah ditetapkan dalam Konsili Karthago tahun 197 dan diteguhkan kembali dalam Konsili Hippo tahun 393, sementara Kaisar Konstantin sendiri telah meninggal dunia pada tahun 337.
3. Penjelasan Dan Brown mengenai Yesus telah menikah dengan Maria Magdalena adalah penjelasan yang gegabah, tanpa didukung dengan bukti-bukti ilmiah, sebab tak satu pun naskah pada zaman para rasul dan bapa-bapa gereja yang mencatat bahwa Yesus menikah. Namun, untuk mendukung pernyataannya itu Dan Brown menggunakan tiga “bukti”, yaitu:
a. “bukti” pertamanya adalah lukisan “The Last Supper” karya Leonardo Da Vinci. Ia mengatakan bahwa gambar orang berwajah halus, yang mirip wanita, duduk di sebelah kanan Yesus di dalam lukisan tersebut adalah Maria Magdalena. Sebenarnya, gambar tersebut adalah gambar Yohanes, murid Yesus yang termuda dan hal ini juga didukung oleh kebenaran Alkitab yang dicatat dalam keempat Injil. Misalnya, dalam Injil Matius 26:20, menjelaskan bahwa Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.
b. “bukti” kedua yang ia jelaskan adalah bahwa dalam kehidupan sosial pada zaman Yesus Kristus, seorang lelaki Yahudi harus menikah. Menurut Brown, dalam adat Yahudi tidak menikah adalah hal terkutuk. Jelas pernyataan ini tidak berdasar. Sebab merupakan fakta sejarah ada banyak pria Yahudi pada zaman itu yang tidak menikah, karena alasan keyakinan keagamaan. Bahkan merupakan suatu fakta pula bahwa orang Yahudi pada saat itu sangat menghormati tokoh-tokoh di dalam Perjanjian Lama yang tidak menikah.
c. “bukti” ketiga yang ia gunakan adalah Injil Philip yang menyebutkan bahwa Yesus mencintai Maria Magdalena lebih dari pada seluruh murid-Nya. Perlu diketahui bahwa yang disebut sebagai Injil Philip sesungguhnya sama sekali bukan kitab Injil dan tidak diakui dalam kanonisasi Alkitab, melainkan sebuah kitab Gnostik yang ditulis sekitar abad ketiga. Kitab ini disebut sebagai Injil Philip bukan karena ia ditulis oleh Rasul Filipus, tetapi karena di dalam kitab Gnostik tersebut tidak disinggung nama rasul-rasul Tuhan Yesus yang lain, kecuali nama Rasul Filipus.
Sehingga dengan demikian, TDVC layakkah dipercaya dan diterima dalam Iman Kristen?