Setiap orang percaya atau yang mengaku dirinya adalah seorang Kristen, tentu mengetahui apa itu “Gereja”. Namun, sayangnya masih banyak di antara mereka yang memahami istilah “Gereja” ini hanya dalam arti gedungnya atau denominasinya (alirannya) saja. Ironisnya, walau sama-sama Kristen, tetapi beda denominasinya, maka langsung ada anggapan yang terjadi, seolah-olah mengatakan: “… kita dari denominasi yang berbeda ya…”
Ada satu lagu lama yang masih relevan hingga saat ini, yaitu:
Ku tak pandang dari gereja mana, asal kau berdiri atas Firman-Nya,
Kalau hatimu s’perti hatiku, kaulah Saudara dan Saudariku.
Namun kini, secara perlahan syair di baris kedua sudah mulai berubah:
Kalau denominasimu s’perti denominasiku, kaulah Saudara dan Saudariku.
Mengapa harus demikian terjadi?
Terminologi
Kata “gereja” berasal dari bahasa Yunani “EKKLESIA” yang berarti “dipanggil keluar”. Kata “ekklesia” merupakan gabungan dari kata depan “ek” yang berarti: “keluar” dan kata kerja “kaleo” (klesia) yang berarti: “dipanggil”. Jadi, kata “gereja” atau “ekklesia” itu berarti: “dipanggil keluar”. Dipanggil keluar dari mana? Dipanggil keluar dari kegelapan dan masuk kepada terang-Nya yang ajaib (bandingkan 1 Petrus 2:9b). Lebih jelas lagi, sebenarnya kata ini digunakan untuk menggambarkan kelompok orang yang dipanggil keluar untuk satu tujuan yang khusus dan pasti.
Di bagian lain dalam Perjanjian Baru, kita juga menemukan bahwa arti “gereja” itu adalah orang yang telah dilepaskan dari kuasa kegelapan dan dipindahkan ke dalam Kerajaan-Nya (Kolose 1:13; 2 Korintus 6:17,18) dan tujuan khusus dari gereja itu adalah untuk memuliakan Bapa di Surga.