Seorang motivator berkata, “salah satu tragedi besar di dalam hidup seseorang adalah ketika dia tidak mau memaksimalkan potensi yang ada di dalam dirinya.” Mengapa demikian? Sebab, itu artinya orang tersebut tidak bisa memanfaatkan sesuatu yang sudah ada di depan mata. Dia dianggap bukan saja bersalah kepada dirinya sendiri, tetapi juga kepada Tuhan yang telah memberikan potensi di dalam dirinya. Orang tersebut akan menjadi orang yang “ala kadarnya”. Jangan keliru, ini bukan masalah “tidak bisa mengucapkan syukur”, tetapi ini masalah “tidak mau menjadi seperti yang seharusnya ia bisa jadi”. Lambat laun orang yang demikian bisa “menyerah pada keadaan” atau “menyerah pada nasib”.
Apa itu potensi? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan potensi sebagai kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Para ahli memberikan pengertian, yaitu kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik. Wikipedia Bahasa Indonesia memperjelas, potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal. Intinya, potensi adalah kemampuan tersembunyi yang bisa dikembangkan.