PENANGANAN TERHADAP KETERIKATAN DOSA
Tidaklah mudah untuk lepas dari keterikatan dosa dan hidup berkemenangan di dalam Kristus, namun bukan berarti tidak mungkin. Berikut adalah langkah-langkah agar seseorang bisa lepas dari keterikatan dosa.
Berani untuk mengakuinya
Keberanian untuk mengaku dosa adalah langkah awal yang sangat penting dan sangat menentukan. Pertama-tama kita harus mengaku dosa di hadapan Tuhan. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9)
Melepaskan diri dari belenggu masa lalu
Masa lalu adalah bagian yang tidak bisa dihapus dari kehidupan kita. Untuk itu, kita harus menerima dan mengakui apa yang telah terjadi. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah bertekad bahwa kita akan menjadi orang yang menghentikan pengaruh masa lalu tersebut. Tuhan tidak akan berdiam diri, jika kita terus mengandalkan-Nya, untuk membawa kita pada perubahan hidup agar lepas dari segala belenggu dosa di masa lalu. Perasaan bersalah dari masa lalu yang buruk juga tidak akan menguasai kita, jika kita benar-benar meninggalkannya. Di sisi lain, kita isi hidup kita dengan melakukan kebenaran. “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran … Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.” (1 Yohanes 3:18-20)
Mencari orang yang tepat
Kita harus mencari gembala, konselor, seorang sahabat yang akan berpihak pada kita. Dia juga akan mendampingi kita, berdoa bersama kita, tetapi juga yang akan meminta pertanggungjawaban dari diri kita, tentang segala keputusan baik yang kita buat. Jangan pernah berusaha untuk mengatasi dosa sendirian. Kita harus terbuka pada salah seorang yang benar-benar kita percayai dan yang memiliki tingkat kerohanian yang lebih dewasa dari kita. Sebenarnya, ketika kita mencari seseorang di mana kita bisa terbuka kepadanya, kita sedang membuat rambu-rambu peringatan. Sebab, orang tersebut akan mengingatkan kita ketika kita kembali jatuh ke dalam dosa.
Mencari lingkungan yang baik dan memiliki gaya hidup yang benar
Kita tidak dapat membunuh roh jahat atau membuang kedagingan. Tetapi kita harus menyalibkan kedagingan dan segala keinginannya. Kita juga membutuhkan sesuatu untuk menggantikan keinginan daging dan gaya hidup yang lama, agar kebiasaan lama itu tidak kembali lagi. Untuk itu, kita harus memisahkan diri dari hal-hal yang akan membawa kita bisa jatuh kembali ke dalam dosa. Kita harus mencari lingkungan yang mendukung kita untuk bertumbuh secara rohani. Contohnya, kelas Pendalaman Alkitab, persekutuan doa, dan lain sebagainya. Selain itu kita harus membiasakan diri dengan gaya hidup yang benar yang sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan. “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.” (Mazmur 119:9). Merenungkan firman Tuhan siang dan malam (Yosua 1:8), mengenakan seluruh perlengkapan rohani adalah gaya hidup yang membuat kita mampu bertahan menghadapi keinginan untuk berbuat dosa. Jika Yesus menjawab Iblis dengan firman Tuhan, maka kita juga harus berbuat demikian. Pemahaman yang benar akan firman Tuhan sangat berperan untuk membuat hidup kita tetap berada pada jalur yang benar. Dengan demikian hubungan kita dengan Tuhan bisa terjaga baik, “Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?” (Galatia 4:9)
Sumber: Renungan Harian Manna Sorgawi – Edisi Juli 2012, No. 172 Tahun XV