MAU MERENDAHKAN DIRI
Yonatan yang adalah anak seorang raja Israel, merendahkan diri sedemikian sehingga ia melepaskan semua atribut keprajuritannya dan memberikannya kepada Daud. Pada sisi yang satu Yonatan merendahkan dirinya, tetapi dari sisi yang lain ia meninggikan sahabat barunya. Persahabatan tidak bisa didirikan di atas dasar uang, kekayaan, pernikahan, pekerjaan, kesamaan agama atau apa pun juga. Persahabatan harus dibangun di atas dasar kesamaan. Jika satu pihak merasa lebih tinggi, maka ia cenderung memerintah. Jika satu pihak merasa lebih rendah maka ia akan cenderung menerima saja, sehingga interaksi persahabatan yang sehat tidak akan terjadi. Itu sebabnya Yonatan menurunkan dirinya dan menaikkan Daud lebih tinggi.
Yesus yang mengaku sebagai sahabat kita, telah membuktikan bahwa Ia adalah benar-benar seorang sahabat kita ketika Ia mau dan rela merendahkan diri-Nya dengan menjadi manusia dan menjadi yang terhina dari semua lapisan masyarakat, yaitu seorang hamba yang melayani. “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:5-8)
Sebagaimana Yonatan membagi kekuasaannya kepada Daud dengan menyerahkan perlengkapan senjatanya, demikian juga Yesus. Sebagai sahabat yang baik, Yesus juga mau membagi kekuasaan-Nya kepada sahabat-sahabat-Nya, yaitu gereja-Nya. “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” (Wahyu 3:21)
MAU MELAYANI
Sahabat yang sejati mau melayani dan melakukan apa pun bagi sahabatnya sejauh hal itu baik dan benar di mata Tuhan. Jika ia bisa melakukan sesuatu untuk sahabatnya dan sahabatnya itu bisa tertolong, diringankan bebannya atau mungkin menjadi lebih baik keadaannya, maka pastilah seorang sahabat sejati akan melakukannya. Demikian juga dengan Yonatan, seperti yang dikatakan di dalam 1 Samuel 20:4, “Yonatan berkata kepada Daud: Apa pun kehendak hatimu, aku akan melakukannya bagimu.”
Salah satu gunanya seorang sahabat adalah dia siap dan dapat diandalkan ketika sahabatnya sangat memerlukan dukungan dan bantuan. Hiram, raja Tirus, adalah sahabat Daud. Ketika Salomo, anak Daud, sahabatnya memerlukan bantuan untuk mendirikan Bait Allah, maka dengan senang hati Hiram memberikan bantuan yang bukan merupakan hal yang mudah tetapi suatu bantuann yang berskala besar. “Maka segera sesudah Hiram mendengar pesan dari Salomo itu, ia sangat bersukacita…. Lalu Hiram mengutus orang kepada Salomo mengatakan: Aku telah mendengar pesan yang kausuruh sampaikan kepadaku. Tentang kayu aras dan kayu sanobar aku akan melakukan segala yang kaukehendaki. Hamba-hambaku akan membawanya turun dari gunung Libanon ke laut dan aku akan mengikatnya menjadi rakit-rakit di laut untuk dibawa sampai ke tempat yang akan kautunjukkan kepadaku; kemudian akan kusuruh bongkar semuanya di sana, sehingga engkau dapat mengangkutnya. …Demikianlah Hiram memberikan kayu aras dan kayu sanobar kepada Salomo seberapa yang dikehendakinya.” (1 Raja-Raja 5:7-10)
Sebagai seorang sahabat, Yesus bersedia menolong kita, Dia berkata, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Luar biasa janji Yesus ini, Dia ingin memberikan dan melakukan apa pun yang kita minta! Yesus memang seorang sahabat yang setia! Sahabat yang peduli, sahabat yang mau berkorban dan melakukan apa saja buat kita sekalian.