RUSA
Rusa adalah gambaran dari kebebasan, kegembiraan dan keindahan. Beberapa kali binatang rusa dipakai untuk menggambarkan hal yang baik dari seseorang atau menggambarkan perasaan hati mereka. Contohnya saja, Yakub memberikan berkat yang baik kepada salah satu anaknya, Naftali, dengan menggambarkannya seperti seekor rusa betina yang melahirkan anak-anak yang indah (Kejadian 49:21). Begitu juga Nabi Yesaya menubuatkan mengenai orang lumpuh yang mengalami mujizat kesembuhan akan bereaksi dengan melompat bagaikan seekor rusa (Yesaya 35:6). Mengapa beberapa penulis Alkitab menggambarkan sosok orang percaya seperti seekor rusa? Hal baik apa sajakah yang dapat kita pelajari dari binatang mamalia yang indah ini?
Pertama, rusa adalah hewan yang berpendirian teguh. Rusa memiliki kecenderungan untuk mencari makan di pinggiran sungai, tempat yang sangat dekat dengan sumber air. Ketika ada pemburu atau hewan buas datang, dengan cepat hewan ini akan terjun dan berendam ke dalam sungai dan menunggu musuhnya itu berhenti mengejarnya. Jikalau yang mau memangsanya adalah hewan buas, mungkin binatang itu akan segera pergi karena tidak berani ikut terjun ke dalam aliran air sungai. Tapi, jika yang mengejarnya adalah manusia pemburu, si rusa harus tetap melarikan diri dan berenang menjauh. Hal ini akan membuatnya sangat kelelahan dan kehausan. Rasa hausnya begitu membuatnya sangat merindukan air. Akhirnya, sang rusa akan memenuhi dahulu dahaganya sampai puas. Ketika minum, dia tidak peduli lagi pada apa yang terjadi di sekelilingnya, yang penting rasa hausnya terpuaskan terlebih dahulu. Pendirian kuatnya inilah yang akhirnya dilihat oleh Daud dan ditulis menjadi lirik di dalam mazmurnya. Kata-kata ‘seperti rusa merindukan sungai’ sudah tidak asing lagi di telinga kita (Mazmur 42:2). Daud ingin berpesan, bahwa sebagai anak-anak Tuhan seharusnya kita juga memiliki rasa haus yang sedemikian tinggi akan hadirat Tuhan dan persekutuan dengan-Nya, sama seperti yang dialami oleh seekor rusa terhadap air sungai. Daud menuliskan hal ini karena dia adalah sosok yang sangat mengasihi dan merindukan Tuhan.
Kedua, rusa adalah hewan yang terampil. Hewan ini memiliki tubuh dengan gerakan yang luwes, dan kaki yang kuat walaupun kecil. Selain itu, rusa juga merupakan pelari dan pelompat yang sangat baik. Tidak jarang juga rusa berhasil kabur dari serangan binatang buas oleh karena kecepatannya. Dan yang lebih unik, ternyata rusa adalah perenang yang handal! Sebagai orang percaya, Tuhan sudah memberikan kepada kita masing-masing kemampuan dan talenta khusus. Karenanya, kembangkan dan gunakanlah hal itu untuk menjadi berkat bagi banyak orang serta berkarya di dalam ladang-Nya!
ULAR
Mungkin binatang inilah yang akan mengundang banyak keraguan. Mengapa ular harus disebut sebagai salah satu binatang yang dapat menjadi gambaran bagi manusia juga? Seperti yang kita tahu, Yesus menyebutkan orang-orang Farisi dan para ahli Taurat sebagai keturunan ular beludak (Matius 23:33). Bahkan, Iblis pada waktu mencobai Hawa ada di dalam bentuk seekor ular. Karenanya, bukankah itu berarti ular adalah lambang kejahatan dan lambang si Iblis itu sendiri? Kita harus menyadari bahwa Iblis hanya meminjam tubuh dari ular, yang merupakan salah satu penghuni Taman Eden tersebut. Dia sengaja melakukan ini karena Hawa sudah tahu dan mengenali semua binatang di Taman Eden. Karenanya, Hawa dapat dengan mudah dihasut oleh si Iblis. Bagi Hawa, ular adalah hewan yang tidak mungkin berniat untuk mencelakainya. Ular memang hewan yang licik, dan mungkin karena hal itu juga Yesus menyebutkan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan sebutan ular. Tetapi, sama seperti seekor singa dapat digambarkan sebagai Yesus maupun Iblis, ular juga demikian. Bahkan, patung ular tembaga Musa menjadi media yang Tuhan pakai untuk menyembuhkan mereka yang keracunan digigit oleh ular-ular tedung. Jika kita telusuri lagi, ternyata ular tembaga ini menjadi lambang dari salib Kristus. Barangsiapa yang melihat kepada ular tembaga ini akan selamat, sama seperti keselamatan yang ada ketika kita memandang pada Yesus yang disalibkan. Karena itu, mari kita melihat nilai positif dari ular yang sangat baik untuk diteladani.
Pertama, ular adalah hewan yang cerdas (Matius 10:16). Ular cerdas di dalam hal berburu mangsa. Bahkan, bisa dikatakan ular mampu mengendap-ngendap dan mendekati mangsanya tanpa mengeluarkan suara. Binatang ini memiliki trik yang jitu dalam berburu makanan. Karena itulah hewan ini sering disebut licik. Atau dalam sisi positifnya, cerdas. Bukankah sangat baik jika kita bisa menjadi orang percaya yang cerdas? Cerdas dalam bekerja, cerdas dalam mengambil keputusan bagi rumah tangga kita, cerdas ilmu dan keterampilan, serta cerdas dalam memberitakan firman Tuhan. Karena itu, janganlah pernah malas untuk mempelajari hal-hal yang baru, karena kita tidak pernah tahu manfaat baik apa yang akan kita dapatkan ketika kita suka belajar. Jangan membatasi diri dengan usia, kecerdasan akan banyak hal dapat membuat kita sukses dalam banyak hal juga!
Kedua, ular adalah hewan yang sangat tenang. Banyak orang yang sering kali panik ketika menghadapi masalah. Mereka tidak dapat berpikir sehat dan asal saja dalam mengambil keputusan karena sudah terlalu kebingungan. Lihatlah tingkah laku ular. Reptil ini adalah binatang yang sangat tenang. Bahkan dalam menghadapi bahaya, ular tidak panik. Kalau ada yang berusaha mengganggunya, ia akan menyerang balik tetapi tidak dengan gegabah. Dalam ketenangan ia akan diam sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk menyerang kembali. Marilah kita belajar untuk menjadi orang percaya yang tidak mudah panik, tetapi selalu diam dan berpikir sehat dalam keadaan paling genting sekalipun. Berdoalah kepada Tuhan, sehingga kita tidak akan terjebak ke dalam situasi yang lebih parah lagi akibat salah langkah. Percayalah bahwa di dalam Tuhan ada ketenangan, dan ketenangan akan menghasilkan keputusan yang bijak (Mazmur 62:2).