BERKAITAN DENGAN ORANG LAIN
Ada hubungan antara kesuksesan atau kegagalan kita dengan orang lain. Karena itu kita perlu bertindak cerdik dalam menjalin hubungan dengan sesama, sehingga kita bisa mendapatkan kesuksesan. Bertindak sembrono dalam membangun hubungan dengan orang lain akan membuat kita gagal mencapai kesuksesan.
Dapat Dipercaya
Di dalam Amsal 28:20 disebutkan: “Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.”
Jika seseorang dapat dipercaya oleh orang lain, maka ia akan mendapat banyak keuntungan dan manfaat, ia akan mendapat penghasilan yang lebih tinggi. Dengan demikian terbukalah jalan baginya untuk meraih kesuksesan. Misalnya saja seorang karyawan perusahaan yang dapat dipercaya akan dipromosikan oleh atasannya ke jenjang jabatan yang lebih tinggi dan tentu saja dengan gaji yang lebih besar. Demikian juga seseorang yang berbisnis, ia akan dijadikan partner bisnis bagi banyak orang atau akan mempunyai banyak pelanggan, sehingga akan menambah penghasilannya. Dan hal sebaliknya akan terjadi jika kita tidak bisa dipercaya oleh orang lain. Bagi karyawan perusahaan mungkin kariernya akan ‘mentok’, atau untuk kasus yang lebih parah, ia akan dipecat. Bagi seorang usahawan atau bisnisman, ia akan dijauhi oleh partner bisnis dan para pelanggan. Sifat ‘dapat dipercaya’ ini terutama berkaitan dengan dua hal, yakni: kompetensi dan kejujuran. Jika kita punya kemampuan dan kejujuran, maka pintu sukses terbuka lebar bagi kita.
Menolong Sesama
Berbagi dengan orang lain adalah salah satu cara untuk beroleh kesuksesan. Di dalam Amsal 11:24 dikatakan: “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.”
Yang dimaksud dengan ‘menyebar harta’ dalam ayat di atas bukanlah hidup boros, melainkan berbagi dengan orang lain. Demikian juga dengan ‘menghemat secara luar biasa’, bukanlah dalam pengertian positif, tapi dalam pengertian pelit, dan tidak mau berbagi dengan orang lain. Ketika kita berbagi dengan sesama, maka kita akan mendapatkan balasannya sehingga kita tidak akan pernah kekurangan, malahan ‘bertambah kata’. Mungkin kita tidak mendapat balasannya dari orang yang kita bantu, tapi kita pasti akan mendapatkannya dari orang lain dalam waktu dan cara tertentu. Dalam Amsal 11:25 dikatakan bahwa orang yang suka menolong orang lain akan mendapatkan pertolongan juga. Menolong orang yang dimaksud di sini tidak terbatas pada bantuan keuangan saja, namun dalam segala hal, seperti bantuan tenaga, pemikiran, dll.
Tidak Menjadi Penanggung Hutang Bagi Orang Lain
Sekalipun membantu orang lain adalah salah satu cara kita menuju tangga kesuksesan, namun hendaknya hal tersebut jangan kita lakukan dengan menjadi penanggung hutang bagi mereka. Maksudnya jangan sampai kita berhutang hanya untuk membantu orang lain, atau memberikan harta kita sebagai jaminan hutang mereka ke pihak orang lain. Di dalam Amsal 22:26-27 dengan jelas diingatkan agar kita tidak melakukan hal seperti itu, “Jangan engkau termasuk orang yang membuat persetujuan, dan yang menjadi penanggung hutang. Mengapa orang akan mengambil tempat tidurmu dari bawahmu, bila engkau tidak mempunyai apa-apa untuk membayar kembali?”
Banyak orang yang terjerat dalam kasus seperti ini sehingga mereka menghadapi banyak masalah dalam hidupnya. Dan harta kekayaannya sedikit demi sedikit akan habis, sehingga ia tidak akan pernah mencapai kesuksesan yang diinginkannya. Dalam Amsal 6:1-5 diajarkan bagaimana cara kita keluar dari jerat semacam itu, yakni, berdamai dan merendahkan diri kita di hadapan orang yang kepadanya kita telah membuat persetujuan.
Sumber: Buku Renungan Manna Sorgawi – Edisi Agustus 2013, No. 185 Tahun XVI